A Little Island Full of Surprises

Melakukan perjalanan bareng di Indonesia setelah kami pulang adalah salah satu hal yang udah cukup lama direncanakan oleh saya dan Dini, salah satu sahabat saya selama studi di Inggris dulu. Tapi yaa berhubung kesibukan pekerjaan kami, terutama Dini yang susah mendapatkan waktu untuk cuti, akhirnya rencana kami tersebut tertunda hampir setahun. Sampai akhirnya suatu siang, Dini tiba - tiba menyapa saya di Line dan mengajak pergi liburan ke Bali sekalian menemani teman kami dari Bulgaria yang akan datang ke Indonesia pada bulan Juni. Awalnya saya sempat ragu untuk ikut, karena sebenarnya saya udah bosen ke Bali yang menurut saya isinya cuma itu - itu aja. Pikiran saya ini akhirnya berubah ketika kami memutuskan untuk liburan ke Gili Trawangan dulu sebelum ke Bali. Apalagi ternyata lagi ada promo buat speed boat dari Bali ke Gili Trawangan, langsung deh menghapus segala keraguan saya buat pergi liburan bareng *anak diskonan banget nih :p*. Maklum, udah lama sebenarnya saya penasaran dengan pulau kecil yang katanya sih berasa bukan di negara sendiri karena saking banyaknya wisatawan asing yang datang.







The Story Behind The Beautiful Photos

Dengan total liburan selama enam hari, yaitu empat hari di Gili dan dua hari di Bali, saya awalnya sempat bingung bagaimana menghabiskan waktu disana dan mikir "ini mau ngapain aja ya di Gili". Secara gitu yaa dari informasi yang saya dapat, Gili itu hanya pulau kecil yang sebenarnya dua hari aja udah cukup buat dieksplor. But apparently, empat hari itu berasa cepet banget loh! Apalagi dengan banyaknya hal - hal yang "di luar rencana" saya dan Dini, makin aja enggak terasa waktu berlalu. 

Mulai dari awal keberangkatan yang udah telat karena si travel bandara - Padang Bai yang super duper ngaret (rencana awal penjemputan jam 9, eh baru nyampe bandara jam setengah 12... bikin gemes banget enggak sih?). Sampai berlanjut ketika kami udah sampai di Gili dan mau mencari tempat penginapan yang udah dibooking dari beberapa minggu sebelum berangkat. Entah penginapan ini kurang populer, masih baru, atau gimana, yang jelas dari hasil obrolan kami ke beberapa masyarakat lokal yang kami temui, enggak ada satupun yang tau keberadaan si Gili Inlander ini (tempat penginapan kami). Sebenarnya bisa aja sih kami memilih cara cepat dengan menyewa andong (delman), karena seharusnya si tukang andong pasti tau lah yaa penginapan - penginapan di Gili. Tapi karena Dini tetep kekeuh kalau si penginapan kami ini enggak jauh dari dermaga dan demi menghemat Rp 50.000 juga (biaya sewa si andong), maka kami memutuskan buat jalan kaki aja sambil mengikuti petunjuk dari Google Maps. Saya pun sebenarnya enggak masalah pada awalnya, karena sekalian bisa sambil jalan - jalan mengeksplore pulau. Tapiii ternyataaa, jarak yang terlihat dekat di peta itu aslinya jadi jauh dan ditambah lagi ada beberapa jalan yang belum diupdate oleh Google Maps. Alhasil, beberapa kali kami nyasar dan muter - muter karena kondisi aslinya berbeda dengan yang ada di peta! Untung banget masyarakat lokal disana pada baik - baik banget untuk memberitahu jalan, bahkan yang terakhir itu kami ketemu dengan orang lokal yang dengan sukarela menemani kami sampai ke tempat penginapan kami tersebut. Sungguh terharuuu!

Nah, ini nih yang paling bikin gregetan. Sesampainya di Gili Inlander, udah seneng - seneng mau istirahat setelah perjalanan kami yang melelahkan, tiba - tiba si pegawainya bilang "wah maaf mbak kamar kami udah penuh". Lalu dengan muka super gondok seakan mau teriak "WHAT THE **LLLLL?!?!!!", saya dan Dini coba tenang sambil menutupi kekagetan kami. Tapi gimana enggak kaget coba yaaa, karena jelas - jelas dari beberapa minggu sebelum berangkat kami udah booking dan bahkan udah bayar untuk satu malam pertama. Si pegawai nya sendiri sebenarnya enggak tau-menau karena hanya mengikuti perintah dari manajernya yang bilang bahwa kami enggak jadi menginap. Padahal, sehari sebelum kami datang, si manajer itu udah sempat menghubungi Dini untuk konfirmasi kedatangan kami, dan Dini udah bilang kalau kami jadi datang apalagi udah sampai membayar malam pertama. Tapi entah ada apa dengan si manajer itu, jadinya dia tetap menganggap kami enggak jadi datang, yassalam banget enggak sih -____-". Akhirnya karena udah keburu kesel banget dan enggak mungkin kami cari penginapan lain karena saat itu udah mau maghrib dan juga kami udah terlalu lelah, saya dan Dini tetap meminta pertanggungjawaban dari pihak penginapan untuk mencari tempat lain dengan range harga dan fasilitas yang sama. Yaa walaupun akhirnya dicarikan dan diantarkan ke penginapan lain, but it turned out that penginapan pengganti ini enggak nyaman dan kami pun memutuskan buat mencari tempat lain keesokan harinya. Dan alhamdulillah setelah beberapa jam pencarian, akhirnya kami menemukan penginapan lain untuk dua malam berikutnya :")


The best vegetarian tapas I've ever tried so far! (at Coba - Coba Restaurant)





Travel Tips

Salah satu hal yang membuat saya surprised ketika berada di Gili adalah bahwa banyak banget hal menarik disini! Soalnya saya sempat kesulitan mendapatkan informasi tentang Gili sebelum saya berangkat. Bahkan ketika saya udah mencari di Trip Advisor, Lonely Planet, Travelettes, hingga berbagai blog random yang saya temui di Google, saya masih aja merasa kekurangan informasi tentang apa aja yang sebaiknya dibawa, apa aja yang bisa dilakukan disana selain bersepeda, snorkeling dan diving, dan pertanyaan lainnya yang belum terjawab sampai akhirnya saya sendiri yang menemukan jawaban dari pertanyaan - pertanyaan tersebut. 

1. DON'T EVER BRING LUGGAGE!
Hmm, mungkin perlu sedikit digarisbawahi sih, kalau koper ini enggak cocok buat kamu yang penginapannya jauh dari dermaga dan yang mau menghemat biaya transportasi. Jadi yang tadinya koper ini dibawa supaya enggak repot kalau dibawa kemana - mana, eh taunya malah keputusan saya ini salah total! Karena jalanan di Gili masih banyak yang kurang bagus, alhasil ketika saya memaksakan untuk menyeret koper saya dengan jarak yang cukup jauh, roda koper saya akhirnya rusak dan mau enggak mau harus saya tenteng, duh! 

2. Rent your bike & go explore the island
Menurut saya sih sayang banget kalau kamu ke Gili tapi enggak mengelilingi satu pulau. Karena justru saya menemukan banyak hal - hal menyenangkan ketika saya sedang mengeksplore dengan sepeda. Sebenarnya balik lagi sih ya ke pilihan masing - masing orang, apakah mau naik sepeda atau naik andong (yang pasti sih enggak bisa jalan kaki, kecuali kalau kamu kuat jalan jauh dan tahan panas). Tapi berhubung saya suka mengeksplore jalan - jalan kecil, saya tipe orang yang suka berhenti seenaknya kalau nemu objek yang bagus buat difoto, dan ditambah dengan harga sewa sepeda satu hari sama dengan harga sewa andong sekali jalan (!), maka sepeda adalah pilihan yang paling tepat untuk saya. Oh iya, untuk mengelilingi satu pulau kira - kira kamu membutuhkan waktu sekitar 2 jam (bahkan lebih, kalau kamu tipe yang kaya saya suka berhenti buat foto - foto). 

3. Catching the sun 
Buat kamu yang pengen melihat sunset, saran saya sebaiknya ke Ombak Sunset atau Sunset Point untuk melihat sunset yang paling bagus di Gili. Tapi berhubung Sunset Point itu terbuka untuk umum (alias enggak bayar) dan pasti akan penuh banget, saya lebih memilih Ombak Sunset yang lebih private. Di dua tempat ini juga ada ayunan di "tengah laut" yang biasanya jadi tempat spot kece saat detik - detik menjelang sunset. Sedangkan untuk spot sunrise, saya awalnya menunggu di dermaga karena disini Gunung Rinjani bisa terlihat lebih jelas dan dekat daripada spot lainnya. Tetapi ternyata di dermaga itu kami enggak bisa melihat matahari "bulat" nya sampai muncul, jadi akhirnya pindah tempat ke arah yang lebih timur.   

4. Stargazing at the Sunset Point 
Saya memang belum pernah mengunjungi pulau - pulau lain di sekitar NTT, tetapi untuk melihat bintang - bintang bertebaran di langit saya bisa pastiin bahwa Gili adalah salah satu tempat yang tepat! Disitu kadang saya merasa sedih enggak punya kamera dan lensa tele super canggih buat memfoto mereka :(

5. Don't expect to have the best snorkelling experience
Awalnya, saya dan Dini sempat kaget karena melihat banyak banget masyarakat lokal yang menawarkan paket snorkelling ke tiga Gili dengan hanya membayar Rp 100.000. Tapi ternyata harganya bisa semruah itu karena waktu yang diberikan pun hanya sebentar. Kalau kamu belum pernah snorkelling di tempat lain mungkin enggak akan begitu kecewa dengan yang ada disini. Nah, berhubung saya udah pernah mengikuti paket snorkelling yang lebih lama dan menawarkan pemandangan bawah laut yang lebih bagus, begitu ikut paket wisata disini yang hanya kurang dari 3 jam, jadinya malah enggak puas karena terburu - buru dan spotnya pun enggak terlalu banyak yang bisa dilihat. 







6. Instead of trying the local food, you better try the western one
Beberapa kali mencoba makanan Indonesia di restoran yang berbeda, membuat kami akhirnya kapok karena kebanyakan makanan lokal yang disajikan itu pasti disesuaikan dengan lidah para bule. Dari hasil icip - icip yang saya lakukan di beberapa tempat, makanan lokal yang paling memuaskan adalah nasi campur yang ada di pasar malam. Selain lauk pauknya yang memang berasa, sambalnya itu loh mantep banget! Oh iya, nasi uduk yang suka dijual sama ibu - ibu keliling di pagi hari juga boleh dicoba tuh. 

7. Climb to the island's highest point
Jadi suatu siang ketika saya dan Dini sedang bersepeda mengeksplore gang - gang kecil, tiba - tiba terlintas pikiran mau ke bukit. Memang sebelumnya saya pernah baca bahwa ada jalan menuju bukit untuk melihat pemandangan Gili dari atas. Dan ternyata ketika kami tanya ke salah satu penduduk yang sedang lewat, katanya tempat kami saat itu dekat dengan jalan menuju bukit. Beneran dekat sih, cuma ternyata jalanan yang kami tempuh itu bukan jalan utama untuk wisatawan. Makanya kami sempat heran kenapa enggak ada tanda - tanda petunjuk jalan sama sekali dan bahkan harus melewati beberapa kawanan kuda, kambing dan sapi segala, haha! It was truly one of a kind! 

8. Outdoor cinema by the sea
Kalau udah bingung mau ngapain lagi setelah makan malam, bisa cobain salah satu outdoor cinema yang diadakan oleh beberapa restoran dan hotel setiap malamnya. Waktu itu kami memilih di Hotel Vila Ombak dengan harga tiket Rp 50.000/orang, karena saat itu yang paling menarik film dan tempatnya. Kapan lagi bisa nonton layar tancap di pinggir pantai sambil mendengarkan deburan ombak, merasakan angin pantai yang sepoi - sepoi dan minum jus jambu yang segaarrr :D

9. Gili = pulau lokal-harga bule :p
Karena sebagian besar wisatawan yang datang kesini adalah wisatawan asing, jadi jangan kaget kalau harga - harga disini pun disesuaikan dengan harga untuk mereka. Lumayan bisa bangkrut sih kalau hidup disini, sebotol air mineral ukuran sedang aja bisa sampai Rp 10.000! 

10. Leyeh - leyeh at Ombak Pearl Beach Lounge
Bisa dibilang ini adalah salah satu tempat favorit saya. Karena selain pemandangannya yang ciamik banget buat sekedar leyeh - leyeh atau sambil baca buku, makanannya juga enak - enak. Waktu itu saya cobain salah satu pizza-nya (duh, lupa namanya!) dan es krim rasa Ferrero yang dua - duanya bikin nagih!!

Terlepas dari cerita di hari pertama yang terlihat jauh dari liburan yang sesuai dengan ekspektasi saya,  sebenarnya dari pertama kali tiba disini saya udah suka banget sama Gili. Karena menurut saya, pulau kecil ini banyak menyimpan hidden treasure yang bisa ditemukan hanya ketika kamu benar - benar mengeksplore dan berani untuk go off the beaten track! Walaupun ramai, tapi entah kenapa keramaiannya itu enggak berlebihan atau membuat enggak nyaman, justru suasana ramai itu yang membuat pulau ini lebih terasa hidup dan bersahabat. Somehow, pulau ini juga mengingatkan saya dengan Morocco yang sangat kental dengan authentic local experience. Selain masyarakatnya yang super ramah dan sangat membantu wisatawannya, saya juga sangat mengapresiasi komitmen pemerintah dan masyarakat Gili untuk tetap menggunakan kendaraan ramah lingkungan seperti andong, sepeda dan motor listrik! Jujur aja saya cukup kaget ketika melihat banyak sekali kapal di sekitar pulau, tetapi air lautnya masih sangat jernih. Buat kamu yang belum pernah ke Gili, I highly recommend you to visit this little island!  




0 Comments